Selasa, 11 Desember 2012

pengertian sistem manual dan digital

Pengertian Sistem Manual dan Digital

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi, hal ini menyebabkan perubahan sistem pada instansi atau perusahaan, juga harus mengubah cara kerja mereka. Teknologi informasi banyak digunakan untuk pengelolaan pekerjaan karena daya efektivitas dan efisiensinya yang sudah terbukti mampu mempercepat kinerja, kecepatan kinerja pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan atau omset yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan. Penggunaan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari mempermudah pertukaran informasi dan data antar wilayah sehingga penyebaran pengetahuan menjadi begitu cepat. Kemajuan paling terlihat adalah pada penggunaan teknologi informasi dalam proses pengolahan data menjadi informasi menjadi cepat dan dilakukan secara otomatis. Tentu saja untuk menjamin kualitas dari hasil pengolahan teknologi informasi harus dilakukan rangkaian pengujian sebelum dipergunakan (trial and error).
Perkembangan dunia perpustakaan dilihat dari segi koleksi data dan dokumen yang disimpan, diawali dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog (index). Perkembangan mutakhir adalah munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet). Selain itu, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation system) (Romi, 2003:1).
Penemuan dunia internet menambah kekayaan media untuk mempercepat ketersedian dan pertukaran informasi di selunth dunia. Banyak manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya teknologi informasi, awal mula TI diprakarsai dengan kehadiran komputer, hampir setiap instansi maupun orang saat ini menggunakan komputer. Hal inilah yang menjadi sebab penggunaan dan penerapan teknologi komputer di suatu instansi menjadi ukuran kemajuan, tidak terkecuali di perpustakaan.
Perpustakaan memberikan layanan literatur dan bahan referensi yang diperlukan oleh para pengguna. Dalam tata aturan perpustakaan, tujuan didirikannya perpustakaan adalah sebagai berikut.
1. Menimbulkan rasa cinta untuk membaca.
2. Memperluas dan memperdalam penguasaan ilmu pengetahuan.
3. Mengembangkan kemampuan belajar.
4. Membantu mengembangkan kemampuan bahasa dan daya pikir.
5. Pemeliharaan bahan pustaka secara balk.
6. Memberikan kemudahan temu kembali informasi.
7. Menunjang kegiatan belajar dan mengajar.
8. Tempat rujukan untuk mencari informasi guna pembuatan karya ilmiah maupun penelitian.
Perpustakaan adalah institusi yang menyediakan koleksi bahan pustaka tertulis, tercetak dan terekam sebagai pusat sumber informasi yang diatur menurut sistem aturan dan didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian serta rekreasi intelektual bagi masyarakat. Perpustakaan berperan melakukan layanan informasi literal kepada masyarakat. Karena tujuannya memberi layanan informasi literal kepada masyarakat maka tugas pokoknya adalah:
1. menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan nonbuku sebagai sumber informasi.
2. mengolah dan merawat pustaka.
3. memberikan layanan bahan pustaka.
Perpustakaan sebagai sentral pengetahuan tidak lepas dari fungsi untuk menyediakan sarana informasi dan ilmu pengetahuan. Kita dapat melihat ruangan perpustakaan begitu banyak koleksi-koleksi berbagai bidang ilmu yang tertata di rak. Bahkan banyak dari koleksi ini yang berwarna kuning karena sudah usang dimakan usia atapun sebagian isi habis dimakan rayap. Akan sangat mengharukan apabila ilmu-ilmu yang terkandung di dalam buku-buku tersebut hilang karena penyimpanan dan perawatan yang kurang baik, apalagi disebabkan oleh rayap yang kelaparan.
Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan, tempat rujukan bagi para pencari ilmu, dan pengembangan karya-karya ilmiah. Dengan digunakannya teknologi informasi pergeseran kebudayaan berkembang seiring dengan meningkatnya minat untuk menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi. Tugas perpustakaan dalam menyebarkan informasi dengan jalan mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakannya untuk pendidikan maupun masyarakat luas.
Paradigma lama tentang perpustakaan dengan berbagai kerumitannya dalam melakukan pengelolaan pustaka, keanggotaan serta sirkulasi koleksi kini terhapus. Semua dapat dilakukan dengan perubahan tata cara pengelolaan perpustakaan yang memanfaatkan teknologi informasi. Keunggulan yang dirasakan, di antaranya mengenai konsep katalog online yang memungkinkan pencarian koleksi kapan pun dan dimana pun, otomasi pengelolaan sirkulasi, serta penyediaan koleksi pustaka berwujud digital merupakan sebagian ciri dari pengelolaan perpustakaan modern.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakan tersebut, bukan lagi pada besarnya gedung yang dipakai, banyaknya rak buku, ataupun berjubelnya pengguna. Semakin canggih dan otomatis kinerja perpustakaan maka semakin maju perpustakaan itu. Alasannya sederhana dengan teknologi informasi maka akan lebih banyak yang dikerjakan dan dilayani.
Klasifikasi pembagian perpustakaan sesuai penerapan teknologi yang digunakan menjadi:
1. Perpustakaan tradisional yaitu perpustakaan yang sudah sering kita lihat dengan berbagai rak koleksi buku serta pencatatan manual oleh petugas pustakawan,
2. Perpustakaan terotomasi yaitu perpustakaan yang dalam pengelolaannya (pencatatan, perekapan, dan pencetakan) sudah menggunakan teknologi komputer,
3. Perpustakaan digital yaitu perpustakaan dengan sistem informasi manajemen menggunakan teknologi informasi ditambah koleksi-koleksi digital baik berupa jurnal, ebook, CD audio, maupun koleksi video.
Penerapan teknologi informasi (TI) di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan. Perubahan ini yang mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi pelayanan dan menerapkan TI dalam aktivitas kesehariannya. Tuntutan perubahan yang semakin besar ini seakan menjadikan “tantangan” bagi perpustakaan untuk berbenah dan selalu inovatifuntuk dapat memberikan layanan yang terbaik melalui fasilitas TI.
Berdasarkan perubahan yang terjadi di perpustakaan, sebenarnya perubahan ini secant hesar dapat dibedakan menjadi dua yakni perubahan institusi dan perubahan pengguna perpustakaan. Dalam kasus perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi, institusi yang dimaksud adalah perpustakaan itu sendiri dan universitas sebagai lembaga induk yang menaungi perpustakaan. Sedangkan pengguna perpustakaan yang di maksud adalah sivitas akademika di lingkungan perguruan tinggi yakni dosen, mahasiswa, peneliti dan staf/karyawan.
Perkembangan perpustakaan banyak dipengaruhi oleh visi dan misi lembaga induknya. Sehingga apapun yang akan diterapkan dan dikembangkan oleh perpustakaan hams disesuaikan dengan visi dan misi organisasi atau institusi itu sendiri. Hanya terkadang apa yang menjadi kepentingan institusi sepertinya belum berpihak” banyak kepada kepentingan penggunanya. Perpustakaan masih belum menjadi prioritas bagi lembaga induknya dalam hal pendanaan dan pengembangan.
Sekian banyak koleksi perpustakaan tentu saja membutulikan pengelolaan dan pemeliharaan agar tetap terjaga kelestarian pernanfaatannya. Pent!elolaan di sini mencakup banyak segi dari segi, lisik seperti penataan rak buku, meja baca, katalog, ruing diskusi, tempat penitipan tas, bagian administrasi, sampai dengan pengelolaan segi nonlisik seperti tata cara peminjarnan, menjadi anggota, tata tertib pengguna perpustakaan, dan sebagainya.
Koleksi di perpustakaan memiliki jenis yang beragam sehingga perlu penataan agar memudahkan pengguna untuk mengakses dan mendapatkannya. Koleksi perpustakaan berupa buku, jurnal penelitian, majalah, buletin, koran, bahkan saat ini sudah dikembangkan koleksi perpustakaan dalam bentuk Compact Disc (CD) dan studio audio.
Perkembangan terakhir menunjukkan kecepatan pengembangan perpustakaan telah banyak dipengaruhi oleh sentuhan teknologi. Hal ini karena pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan fungsi peran perpustakaan sebagai media penyebaran ilmu pengetahuan clan in formasi, selain juga dengan teknologi mampu meningkatkan kecepatan efektivitas kerja dari pengelola atau pustakawan itu sendiri. Salah satu hal yang sangat dirasakan manfaatnya dengan kehadiran teknologi informasi adalah adanya “database” atau basis data menggunakan komputer dalam perpustakaan digital (digital library baik online maupun offline). Hari demi hari perpustakaan terus berbenah agar fungsinya sebagai penyedia gerbang ilmu kemajuan dunia menjadi semakin berperan. Yang paling utama dari penerapan teknolgi informasi adalah fungsi kemudahan yang diberikan untuk pustakawan dan pengguna perpustakaan
Pustaka: Teknologi Informasi Perpustakaan

Peran Dasar Teknologi Informasi

Jika memang banyak fenomena atau masalah penelitian melibatkan banyak variabel yang seharusnya dianalisis secara simultan, lalu mengapa dalam praktek banyak pengolahan data informasi hanya melibatkan satu dua variabel saja? Hal ini karena kompleksitas yang banyak dalam metode statistik multivariat, yang tidak memungkinkan penghitungan secara manual. Sebagai misal, metode regresi sederhana dan regresi berganda; regresi sederhana yang hanya melibatkan satu variabel dependen dan satu variabel independen, sering digunakan dalam praktek karena proses pencarian koefisien regresi cukup sederhana. Dengan menambah satu variabel independen, disebut dengan regresi berganda, proses penghitungan menjadi kompleks. Jika variabel independen menjadi tiga atau lebih, kemampuan penghitungan manual menjadi hampir tidak mungkin dilakukan.
Demikian pula dengan banyak metode multivariat lain, seperti analisis faktor, analisis diskriminan, yang tingkat kompleksitasnya dapat melebihi metode regresi berganda. Namun perkembangan teknologi informasi di tahun 1990-an, khususnya di bidang software statistik, memungkinkan proses penghitungan metode multivariat dilakukan dengan cepat dan tepat. Software seperti SPSS, Eviews, Minitab atau SAS dapat memproses data multivariat dalam jumlah puluhan bahkan ratusan dengan hasil yang memuaskan. Bahkan sekarang pengembangan software statistik, khususnya SPSS, sudah merambah pada kegiatan data mining dan neural network, yang merupakan `kelanjutan’ dan multivariat, dengan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi.
Dalam praktek, hampir semua metode multivariat, kecuali regresi berganda dengan melibatkan hanya dua variabel independen, tidak mungkin diselesaikan lewat perhitungan manual. Semuanya mengandalkan teknologi informasi (software statistik) untuk pengolahannya; apa yang dulu tidak dapat dibayangkan oleh para ahli statistik karena keterbatasan manusia, menjadi mungkin dan mudah di era informasi sekarang ini. Karena metode multivariat melibatkan banyak variabel, maka perhitungannya menjadi jauh lebih kompleks dibandingkan analisis yang hanya menggunakan satu atau dua variabel. Dalam hal ini, walaupun ada berbagai teori, seperti teori faktor, teori diskriminan dan sebagainya, dalam praktek teori-teori tersebut akan sangat sulit diaplikasikan tanpa bantuan komputer.
Pustaka: Statistik Multivariat Oleh Singgih Santoso

komputer terkena virus,apa yang harus dilakukan?

Komputer Terkena Virus, Apa Yang Harus dilakukan?

1. Metode Pertama
Langkah 1:
• Bersikap Tenang. Dengan pikiran yang tenang, kita dapat menyelesaikan masalah dengan benar.
• Juga, disarankan untuk melihat-lihat dan mengamati apa yang dilakukan virus. Ini penting agar nanti kita tidak salah dalam mengambil file.
• Langkah berikutnya adalah memanggil program CSHW. Kita akan mengamankan registry terlebih dahulu. Oleh karena itu, klik FIX REG.
• Kemudian memilih N.E. dan matikanlah mesin virtual VB. Ini penting dilakukan karena biasanya virus yang ada di Indonesia memakai VB. Lakukan pencarian VB di seluruh drive yang ada (C, D, E, dan seterusnya).
• Lakukan booting ulang.
Langkah 2:
• Setelah melakukan booting ulang. Jika ternyata muncul pesan error, catatlah nama file yang error berikut lokasinya. Kemungkinan benar inilah salah sate file virus yang tidak dapat aktif karena kita telah mematikan mesin VB.
• Jika tidak terjadi pesan kesalahan, kita periksa konfigurasi Windows dengan program msconfig. Panggil program MSCONFIG. (Klik Start- Run- ketik: msconfig dan tekan Enter).
• Perhatikan isian pada tab tersebut. Waspadai nama item startup, catat
lokasi folder dan nama file yang akan dijalankan oleh item tersebut.
• Panggil program CSI-IV. Klik pilihan Database.
Tentukan folder di mana file yang kita curigai berada dengan mengklik tombol (titik tiga). Setelah folder ditentukan, klik Show. Maka nama-nama file akan ditampilkan. Scan nama file yang menjadi target kita. Jika ditemukan, klik nama file tersebut sehingga pola datanya akan dibentuk, ben nama virus komputer dan klik Save. Klik Exit untuk kembali ke menu utama CSHV. Klik tombol Reload untuk memanggil ulang database. Klik tombol (titik tiga) untuk menentukan folder yang akan diperiksa. Misalnya C:\windows atau Klik Scan Dir, maka virus akan dicari oleh CSHV. Program akan mencari file virus pada komputer dan memperbaikinya (jika bisa… ). Lakukan booting ulang bila perlu.
Langkah 3:
• Setelah menghabisi virus, pergunakan CST untuk memeriksa dan memperbaiki setting-an registry yang mungkin mengalami kerusakan.
2. Metode Kedua
Langkah 1:
• Bersikap Tenang. Dengan pikiran yang tenang, kita dapat menyelesaikan masalah dengan benar.
• Juga, disarankan untuk melihat-lihat dan mengamati apa yang dilakukan virus. Ini penting agar nanti kita tidak salah dalam mengambil file.
• Langkah berikutnya adalah memanggil program regedit atau registrar lite. Impor file data registry yang telah diamankan sebelumnya.
• Kemudian memilih N.E. dan matikanlah mesin virtual VB pada semua drive.
• Lalu lakukan booting ulang.
Langkah 2:
• Ikuti langkah 2 dan 3 pada metode pertama.
3. Metode Ketiga
Langkah 1:
• Bersikap Tenang. Dengan pikiran yang tenang, kita dapat menyelesaikan masalah dengan benar.
• Juga, disarankan untuk melihat-lihat dan mengamati apa yang dilakukan virus. Ini penting agar nanti kita tidak salah dalam mengambil file.
• Langkah berikutnya adalah melakukan booting ulang dengan CD boot Windows. Pulihkan registry via Recovery console. Dan lakukan booting ulang.
• Pakai CSHW pilihan N.E. dan matikanlah mesin virtual VB pada semua drive.
• Lakukan booting ulang.
Langkah 2:
• Ikuti langkah 2 dan 3 pada metode pertama
Sumber: P3k Virus Komputer Oleh Tri Amperiyanto

program diet sehat setelah melahirkan

Program Diet Sehat Setelah Melahirkan

Kesempurnaan menjadi seorang wanita akan dirasakan setelah mereka menikah dan melahirkan seorang anak. Setelah menjadi seorang ibu ada tantangan yang berat yang biasanya menjadi masalah bagi ibu setelah melahirkan. Selain merawat sang buah hati, biasanya masalah berat badan akan menjadi momok menakutkan yang mempengaruhi penampilan. Para ibu tentunya ingin mengembalikan bentuk tubuh idela mereka pasca melahirkan sang buah hati. Biasanya daerah-daerah tertentu pada tubuh akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran.
Perubahan ukuran itu akan terjadi pada bagian dada, perut, pinggul akan mengalami perubahan ukuran dan bertambah besar. Bagaimana cara melakukan diet sehat dan melakukan olahraga yang sesuai untuk mendukung proses pembentukan bentuk tubuh yang ideal? jangan terlalu bingung dengan cara untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan. Pastikan anda mengerti dan tau cara untuk melakukannya.
Proses diet seimbang
Pola diet sehat dan seimbang sangat disarankan untuk tetap dapat mengendalikan ukuran berat badan anda. Pastikan anda melakukan pola makan sehat dan teratur sesuai kadar dan porsinya. Janga terlalu sering mengkonsumsi makan yang tergolong makanan siap saji seperti mie instant, makan restoran dengan kadar lemak yang tinggi, serta minuman bersoda yang kurang baik untuk kesehatan tubuh. Dengan melakukan pola diet sehat dan melakukan olahraga secara teratur, maka tubuh anda akan kembali kebentuk idealnya sekitar 3-6 bulan.
Program diet yang dilakukan oleh ibu menyusui pasca melahirkan haruslah mengutamakan dan memperhatikan kadar nutrisi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi selama melakukak proses diet untuk mengembalikan bentuk tubuhnya. Yang utama harus diperhatikan adalah kandungan nutrisi dan kandungan gizi yang lengkap serta seimbang dengan memerhatikan kadar kalorinya. Untuk persoalan makanan, haruslah memilih makan dengan kadar kalori yang rendah untuk melancarkan proses diet pasca melahirkan.
Kenapa demikian?
1. Kandungan gizi dalam makanan harus diperhatikan karena kelengkapan dan keseimbangan kadarnya dapat mempengaruhi produksi ASI yang akan dikonsumsi oleh bayi dalam masa pertumbuhannya. Makanan yang buruk dapat mempengaruhi kualitas kandungan gizi dalam ASI yang akan berkurang kualitasnya.
2. Kalori makanan yang dikonsumsi haruslah rendah, karena biasanya selama proses kehamilan para ibu mengalami kenaikan berat badan dan terjadi penumpukan jumlah kalori yang cukup tinggi yang menyebabkan masalah pada berat badan.
Olahraga secara teratur
Banyak jenis olah raga yang dapat dilakukan oleh ibu setelah melahirkan untuk menurunkan berat badan mereka. Tidak perlu terlalu memikirkan jenis dan ragam olah raga di GYM. Kegiatan sehari-hari sebagai ibu mengurus anak seperti, memandikan atau menyuapi bayi sudah dapat menbuang kalori cukup banyak. Mengajak bayi anda berjalan-jalan dengan menggunakan kereta bayi pagi dan sore selama satu jam sudah dapat membakar kalori sekitar 200 kalori.
Untuk hasil maksimal yang akan dicapai dari program diet sehat yang dilakukan, haruslah disertai dengan kerja keras dan kesabaran dalam melakukan prosesnya. Lakukanlah diet pasca melahirkan tersebut dengan pola makan seimbang dan teratur dengan memperhatikan kadar nutrisi makanan yang di konsumsi jangan sampai mempengaruhi kualitas ASI dan kesehatan tubuh menjadi menurun.

Flu Burung Terhadap Budaya Makan ikan

Di balik wabah flu burung yang kini melanda, ternyata ada sisi positif yang bisa diambil, yakni dorongan terhadap permintaan ikan diperkirakan akan meningkat. Paling tidak akan membantu pemerintah yang saat ini menargetkan tingkat konsumsi ikan per kapita sebesar 30 kg/tahun pada tahun 2006. Saat ini, konsumsi ikan per kapita kita hanya sekitar 22 kg/kapita yang masih jauh bila dibandingkan Maldive (203), Islandia (90), Norwegia (51), Hongkong (54), dan Jepang (64). Bahkan, negera-negara ASEAN pun sudah mulai meninggalkan kita. Lihat Thailand (28), Malaysia (57), dan Filipina (29).
Mengapa konsumsi ikan perlu ditingkatkan?
Paling tidak ada tiga hal. Pertama, faktor biologis, mengingat umumnya ikan mengandung protein yang dibutuhkan kesehatan manusia. Tidak disangka kalau ternyata ikan teri juga mengandung kalsium yang ampuh mencegah osteoporosis. Juga karena ikan mengandung omega 3 yang dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak. Bangsa-bangsa yang cerdas umumnya memiliki konsumsi ikan perkapita yang relatif tinggi. Kedua, faktor ekonomi, yakni agar permintaan terhadap produk ikan meningkat. Dengan meningkatnya permintaan dapat merangsang meningkatnya penawaran, yang berarti makin tumbuhnya usaha perikanan, terserapnya tenaga kerja, serta segudang multiplier effiyt lainnya. Ketiga, faktor sosial budaya, yakni mempertahankan identitas bangsa kita sebagai bangsa bahari. Bagaimanapun konsumsi ikan merupakan bagian dari identitas bangsa kita. Akan tetapi, pertanyaannya adalah mengapa tingkat konsumsi ikan kita masih rendah, dan bagaimana upaya peningkatannya?
Rendahnya Tingkat Konsumsi Ikan
Ada beberapa variabel yang ternyata menyebabkan rendahnya minat masyarakat kita untuk makan ikan. Pertama, problem sosiologis. Ini terjadi kepada masyarakat pesisir di mana kegiatan perikanan dominan, seperti di Pekalongan hingga akhir 1990-an. Di kalangan masyarakat pesisir, pola makan ternyata ada kaitannya dengan status sosial. Semakin sering orang makan daging (red meat) maka semakin tinggi pula status sosialnya sehingga orang berlomba-lomba untuk mengonsumsi daging hanya karena status sosial. Tidak peduli dengan tingginya kandungan kolesterol. Sebaliknya, orang berusaha untuk mengurangi konsumsi ikan juga hanya karena mungkin dianggap sebagai orang berstatus sosial rendah. Hal ini karena memang marga ikan di daerah pesisir waktu itu sangatlah murah. Sebagai contoh, ikan teri meskipun menjadi sumber kalsium, orang enggan mengonsumsinya karena persoalan gengsi.
Kedua, problem ekonomi, yakni rendahnya daya beli masyarakat. Ini umumnya terjadi kepada masyarakat yang secara geografis tinggal di wilayah pedalaman (up land) dan jauh dari laut. Harga ikan lautnya relatif lebih tinggi. Bahkan, bisa dua kali lipat dari Pekalongan. Dengan tingginya harga ikan maka hanya orang berpenghasilan lebih tinggi yang lebih berpeluang sering mengonsumsi ikan segar sehingga secara sosiologis pun fenomena di daerah ini berkebalikan dengan daerah pesisir. justru orang yang sering mengonsumsi ikan yang akan memiliki status sosial tinggi. Lihatlah, restoran seafood saat ini jauh lebih bergengsi dari pada restoran biasa. Meskipun demikian, apa yang terjadi di daerah pedalaman, kini sudah mulai menular ke wilayah pesisir. Kini, telah berkembang pula persepsi bahwa makan ikan kecintaan anak terhadap laut dan ikan. Meskipun demikian, kampanye tersebut juga harus diiringi dengan “keteladanan” dari para petinggi bangsa ini, yang dalam acara-acara kenegaraan sebisa mungkin menghidangkan menu-menu ikan. Meskipun harus diakui bahwa kampanye ikan seperti itu tidak cukup tanpa diiringi dengan meningkatnya daya beli (purchasing power) masyarakat.
Kedua, dari sisi penawaran,yakni bagaimana mengupayakan ketersediaan ikan (baik dalam bentuk mentah maupun olahan) dalam jumlah cukup dengan harga terjangkau. Di sini memang ada konflik kepentingan antara memenuhi pasar domestik dan pasar ekspor. Tentu kedua pasar tersebut tidak perlu dipertentangkan meskipun tampak bahwa kecenderungan untuk berpihak pada ekspor lebih tinggi dari pada keperluan domestik. Ketika booming udang di tahun 1990- an, pemerintah membuat keputusan untuk menghilangkan pajak dan berbagai pungutan lainnya terhadap industri udang yang herorientasi ekspor. Sementara perikanan rakyat yang umumnya untuk keperluan konsumsi domestik masih dikenakan berbagai pungutan. Di sini terlihat bahwa di tahun 1990-an, visi peningkatan konsumsi ikan belum tampak. Oleh karena itu, pemerintah sudah saatnya mulai memikirkan pentingnya pasar domestik, sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas gizi masyarakat dan mengembalikan identitas sebagai bangsa bahari yang memiliki pola pangan khas. Selain masalah pasar tersebut, sisi penawaran juga masih diwarnai dengan struktur pasar yang oligopsoli dan rantai pemasaran yang panjang. Akihatnya, di satu sisi harga ikan di tingkat konsumen relatif tinggi, sementara di sisi lain nelayan tetap saja miskin. Seharusnya, dengan harga ikan yang tinggi nelayan akan semakin sejahtera. Ironi semacam itu terjadi karena selama ini memang rantai pemasaran ikan sangatlah panjang sehingga margin pemasaran jatuh berceceran di sekian banyak rantai. Jadi, tingginya harga ikan tersebut selama ini dinikmati oleh segelintir pedagang, dan bukan nelayan. Dalam konteks meningkatkan akses masyarakat terhadap konsumsi ikan, sudah sepatutnya rantai pemasaran tersebut diperpendek agar sebagian margin bisa dinikmati nelayan serta harga ikan di tingkat konsumen bisa menurun.
Pustaka: Ekologi politik nelayan Oleh Arif Satria

faktor pengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

a. Faktor keturunan (genetik)
Seperti kita ketahui bahwa, warna kulit, bentuk tubuh dan lain-lain tersimpan dalam gen. Gen terdapat dalam kromosom, yang dimiliki oleh setiap manusia dalam setiap selnya. Baik sperma maupun ovum masing-Masing mengandung 23 pasang kromosom. Jika ovum dan sperma bergabung akan terbentuk 46 pasang kromosom, yang kemudian akan terns membelah untuk memperbanyak diri sampai akhirnya terbentuk janin, bayi. Setiap kromosom mengandung gen yang mempunyai sifat diturunkan. Misalnya saja suatu abnormalitas kromosom dapat diturunkan pada anak dari keluarga yang memiliki abnormalitas tersebut. (Lihat Buku Biologi untuk SMA).
b. Faktor hormonal
Kelenjar putuitari anterior mengeluarkan hormon pertumbuhan (growth hormone, GH) dimasa pertumbuhan anak yang merangsang pertumbuhan epifise dari pusat tulang panjang, tanpa GH anak akan tumbuh dengan lambat dan kematangan seksualnya terhambat. Pada keadaan hipopituitarisme terjadi gejala-gejala anak bertubuh pendek, alat genitalia kecil, umur tulang melambat, dan hipoglikemia berat. Hal sebaliknya terjadi pada hiperfungsi pituitari, kelainan yang timbul adalah akromegali (bila terjadi setelah pubertas) yang diakibatkan oleh hipersekresi GH dan pertumbuhan linier serta gigantisme bila terjadi sebelum puberitas. Hormon lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan adalah hormon-hormon dari kelenjar tiroid, dll.
c. Faktor gizi
Proses tumbuh kembang anak berlangsung pada berbagai tingkatan sel, organ dan tubuh dengan penambahan jumlah sel, kematangan sel, dan pembesaran ukuran sel. Selanjutnya setiap organ dan bagian tubuh lainnya mengikuti pola tumbuh kembang masing-masing. Dengan adanya tingkatan tumbuh kembang tadi akan terdapat rawan gizi. (Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan gizi yang baik).
Otak merupakan organ rawan gizi pada bayi, tumbuhnya pesat pada kehamilan trimester ketiga dun masih pesat pada usia 6 bulan pertama. Pada usia selanjutnya pertumbuhan otak berkurang, sampai usia 2 tahun tumbuh kembang otak mencapai 90-95%, bila pada masa ini terjadi kekurangan gizi, maka akan menghambat tumbuh kembang optimal otak sehingga mengakibatkan anak menjadi kurang cerdas. Upaya pemeliharaan tergantung pada masa tumbuh kembang. Jika timbul gangguan pada saat terjadi pertambahan jumlah sel, sifatnya menetap. Bila gangguan terjadi pada saat terjadi peningkatan ukuran sel, mungkin masih dapat dipulihkan dengan upaya perbaikan gizi. Asupan gizi yang baik terhadap anak dimasa kecil akan turut menentukan kualitas pertumbuhan anak dan sumber daya manusianya dimasa akan datang.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan fisik, termasuk sinar matahari, udara segar, sanitasi, polusi, iklim, dan teknologi.
Lingkungan biologis, termasuk di dalamnya hewan dan tumbuhan; lingkungan yang sehat antara lain membuat rumah tidak dekat rawa atau genangan air, pabrik, dan lapangan udara; rumah harus mempunyai fentilasi yang baik; pembuangan sampah dan air limbah rumah tangga hams baik; halaman rumah yang baik.
Lingkungan psikososial, termasuk di dalamnya latar belakang keluarga, hubungan dalam keluarga, cara anak dibesarkan dan interaksi dengan masyarakat sekitarnya.
e. Faktor sosial budaya
Faktor ekonomi, sangat mempengaruhi keadaan sosial keluarga. Keadaan ekonomi keluarga yang baik dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok setiap anggota keluarga. Dengan demikian akan lebih terjamin bagi anggota keluarga untuk mendapatkan pendidikan yang baik pula.
Faktor politik serta keamanan dan pertahanan, keadaan politik dan keamanan suatu negera juga sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang seorang anak.
Faktor lain juga memberikan pengaruh dalam tumbuh kembang anak adalah pelayanan kesehatan yang di dapat selama masa tumbuh kembangnya.

Pustaka artikel: Faktor Pengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK Oleh Dra. Suryana

seraangga tomcat:jadi musuh

Serangga Tomcat: Sahabat Jadi Musuh

Pada dasarnya serangga tomcat yang akhir-akhir ini menjadi perbicangan hangat akibat serangannya kepada manusia dan memiliki beberapa korban. Serangga tomcat ini sebelumnya adalah sahabat para petani karena membantu menyerang dan memakan hama padi lain yang merugikan para petani. Memang belum terdapat sebuah penelitian yang betul-betul membuktikan apakah serangga tomcat memiliki banyak keuntungan bagi para petani atau pembawa penyakit pada manusia.
Begitupula dengan keberadaanya, perlu diwaspadai bahaya yang dapat ditimbulkan serangga tomcat apabila bersentuhan dengan kulit manusia. Tindakan sederhana yang dapat kita lakukan adalah, mencegah serangga ini untuk masuk berkeliaran kedalam rumah kita. Tetapi dalam porsi sebagai sahabat para petani, kita sebagai manusia perlu tetap menjaga porsi populasi keberadaanya. Jangan melakukan tindakan yang dapat merugikan banyak pihak, terutama para petani yang konon terbantu dalam masalah pembasmian hama dengan keberadaan serangga tomcat.
Pencegahan Serangga Tomcat
Dengan posisi sebagai pembantu dalam proses pembasmian hama tanaman padi di sawah para petani, Serangga tomcat seharusnya dicegah perkembangannya bukan dibasmi keberadaanya. Dalam proses pencegahannya, kita dapat melakukan prosedur standard. Haldasar yang dapat dialakukan yaitu, membersihkan semak belukar yang ada disekitar perkampungan warga yang ditenagarai sebagai tempat berkembangbiaknya serangga tomcat yang kini mulai masuk kelingkungan perkampungan warga.
Dapat juga dilakukan pembuatan sanitasi yang baik dan representif. Pembersihan pekarangan rumah, semak-semak dan tanaman lain di sekitar rumah secara teratur dan berkala. Pada intinya kita harus menerapkan pola hidup sehat. Konon kabarnya, serangga tomcat adalah predator pembasmi yang menjadi pemusnah bagi hama wereng yang selalu menyerang lahan persawahan petani.
Tips Mencegah Serangga Tomcat
Serangga tomcat merupakan serangga yang dapat membahayakan manusia apabila terjadi kontak langsung dengan kulit manusia. Apabila bersentuhan denga serangga tersebut, maka kulit kita akan terasa sangat gatal akibat cairan beracun yang dikeluarkan. Serangga ini akan muncul pada saat matahari mulai terbenam.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan tomcat:
- Jika serangga tomcat menempel di kulit, harap jangan menggencetnya agar cairan racunya tidak keluar dan mengenai kulit.
- Masukkan tomcat kedalam plastik secara hati-hati dan buang ketempat aman.
- Hindari terkena tomcat pada permukaan kulit yang sudah luka.
- Meminimalkan adanya lubang yang menjadi celah masuknya tomcat kedalam rumah. tutp pintu rapat-rapat, dan jendela rumah di beri kasa nyamuk.
- Tidurlah menggunakan kelambu, untuk mencegah kontaminasi tomcat pada saat anda tidur.
- Beri jaring pada bagian bawah lampu pada saat jumlah serangga bertambah banyak, untuk mencegah serangga tersebut jatuh ke manusia.
- Jangan menggosokan kulit yang terkontaminasi racun tomcat ke mata anda.
- Singkirkan serangga tomcat secara hati-hati yang menempel di kulit dengan cara meniup atau dengan bantuan kertas untuk menyingkirkan serangga tersebut.
- Selalu memeriksa dinding dan langit-langit rumah anda lekat lampu sebelum tidur. Bila terdapat tomcat, semprot dengan racun serangga.
- Bila terjadi sentuhan kuli dengan tomcat, lakukan pembersihan kulit dengan basuhan air dan membersihkan dengan sabun atau cairan antiseptik

asal mula kesehatan masyarakat

Asal Mula Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat

Masa pendekatan kesehatan masyarakat yang paling awal dimulai pada abad kesembilan belas dan bertepatan dengan cepatnya pertumbuhan kota industri, sering kali disertai oleh pemukiman yang terlalu padat, sanitasi dan nutrisi yang buruk, serta penyebaran penyakit menular. Pada saat itu, ada pegawai pemerintah di Inggris, Edwin Chadwick, salah seorang yang dikenal pertama kali membuat hubungan antara lingkungan tempat tinggal individu dengan status kesehatan mereka: ia menduduki komite di parlemen yang menelusuri penyebab mortalitas dan morbiditas pada tahun 1830-an, menyusun suatu langkah selama satu dasawarsa dan tindakan nyata untuk meningkatkan sanitasi, menyediakan air bersih, membangun sistem drainase, serta memungkinkan pembuangan kotoran/ limbah yang aman.
Dampak tindakannya sungguh luar biasa; pada tahun 1842, Chadwick memperkirakan bahwa angka harapan hidup anak yang terlahir dari kelompok pekerja di setiap kota provinsi adalah antara 12 dan 15 tahun. Pada tahun 1900, jumlah mortalitas bayi tercatat 156 kasus per 1.000 bayi lahir hidup; dan angka ini telah mengalami penurunan hingga 36 per 1.000 bayi pada tahun 1946 dan saat ini, seperti yang diulas sebelumnya, angka ini menjadi 7 kasus per 1.000 bayi lahir hidup.
Selama abad ke-duapuluh, kesehatan masyarakat meluas melebihi bidang sanitasi masyarakat dan epidemiologi. Bidang kesehatan masyarakat mencakup program pendidikan kesehatan untuk memotivasi individu agar menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Dampak peningkatan kesehatan masyarakat berhubungan langsung dengan peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Tew mendemonstrasikan bagaimana penurunan angka mortalitas dihasilkan dari peningkatan status kebugaran para ibu usia subur, melalui peningkatan diet dan kondisi kehidupan di akhir abad ke sembilan belas:
Mortalitas ibu dan mortalitas di masa perinatal sangat bergantung pada standar nutrisi ibu baik selama masa gestasi dan yang tidak kalah pentingnya, selama kehidupan ibu semenjak is berada dalam kandungan. Proses tersebut bersifat kumulatif dari beberapa generasi.
Kesehatan Masyarakat Hingga Tahun 1997: Dari WHO Hingga Bobble Hats
Pada tahun 1977, World Health Organization (WHO) mengadopsi pendekatan kesehatan masyarakat secara eksplisit dalam kampanye Health For All by the Year 2000 (HFA 2000). Kebijakan ini mencerminkan kesepakatan masyarakat dunia bahwa “target sosial utama pemerintah dan WHO horns berupa pencapaian tingkat kesehatan oleh seluruh orang di dunia pada taint!! 2000, yang akan memungkinkan mereka memperoleh kehidupan produktif, balk secara sosial maupim ekonomis….” HFA 2000 menandai permulaan pendekatan yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun, yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesehatan penduduk, menekankan lebih dari sekadar pelayanan kesehatan. Konsep ini kemudian diatur ke dalam suatu kode pada prinsip WHO yang tetap dipakal oleh para bidan, sebagai daftar pemeriksaan yang terkait, dalam setiap pertemuan dengan klien.
Meskipun sepanjang tahun 1980-an banyak negara industri di barat menerjemahkan konsep Health For All ke dalam kebijakan nyata, the UK’s Conservative Government menolak seluruh analisis yang menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan negara dapat mengatasi atau mengurangi dampak kesenjangan kesehatan. Kebijakan kesehatan ini lebih banyak berfokus pada kebutuhan untuk menghasilkan perubahan perilaku individu, berpusat pada gaya hidup, dan melibatkan pendidikan kesehatan masyarakat serta kampanye informasi masyarakat. Pemerintah tidak hanya menolak untuk mengembangkan strategi Health For All secara nasional, tetapi juga menolak rekomendasi Ilmuwan Terkemuka dari negaranya sendiri yang dituntut akibat ulahnya mengeksplorasi faktor-faktor lebih luas yang memengaruhi masalah kesehatan.
The Black Report (diistilahkan demikian setelah kajian kelompok kerja oleh Kepala Departemen Kesehatan di Inggris) merupakan indikasi mengejutkan tentang adanya jurang pemisah dalam status kesehatan kelompok penduduk terkaya dan termiskin serta faktor sosio-ekonomi yang melatarbelakanginya.
Tidak ada diskusi tentang kesehatan masyarakat yang tidak menghasilkan penilaian berharga, dan jelas bahwa ideologi politis yang didasarkan pada pasar bebas, dan kesenjangan yang tidak terelakkan (dan memang diharapkan?) yang dihasilkannya, tidak akan dengan mudah dipadankan dengan agenda kesehatan masyarakat yang berfokus untuk menghilangkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang menyebabkan banyak kondisi sakit. Pendekatan pemerintah Inggris sepanjang tahun 1980-an dan awal 1990-an paling baik diilustrasikan oleh Menteri Kesehatan Edwina Currie, yang memheri saran kepada lansia yang terancam hipotermi karena tidak mampu memfasilitasi pemanasan dengan mengenakan topi berbahan dasar wool dan tetap berbaring di tempat tidur; sementara Sekretaris Negara Virginia Bottomley merekomendasikan (Jay 1997) pemecahan masalah tingginya laju penyakit jantung, yaitu dengan mengonsumsi lebih sedikit biskuit dan berlari menaiki dan menuruni tangga!
Dalam ilmu kebidanan, konsekuensi iklim politis yang berlaku dibuktikan dengan respons Pemerintah terhadap I-louse of Commons Select Committee Report tentang pelayanan maternitas (the Winterton Report). The Winterton Report tidak hanya mengeksplorasi penyediaan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan bayi baru serta masalah di seputar kualitas pelayanan, hasil dan pengalaman ibu, tetapi juga difokuskan pada konteks sosial dalam lingkup pemberian asuhan maternitas. Laporan ini juga memberikan bukti kuat tentang adanya kesenjangan, balk dalam basil maupun dalam akses bagi wanita yang tidak beruntung maupun wanita yang diasingkan. Selain itu, laporan tersebut membuat rekomendasi tentang keamanan sosial dan sistem keuntungan yang berkaitan dengan wanita hamil, serta melihat ketersediaan dukungan sosial bagi wanita yang rentan pada transisi mereka ke masa menjadi ibu. Namun, respons Pemerintah yang dipublikasikan di tahun 1994 dalam the Cumberledge Report, yang tetap menjadi cetakan biru penting dalam pelayanan maternitas, mangabaikan seluruh pertimbangan tersebut. Changing Childbirth secara eksklusif berfokus pada pengalaman individual wanita dan mantranya tentang “pilihan, kontinuitas, dan kontrol” tidak banyak bermanfaat untuk wanita yang berasal dari kelompok yang paling rentan dan diasingkan.
Sebenarnya penekanan pada kesukaan dan pilihan setiap individu dapat menyimpangkan perspektif yang lebih luas tentang keadilan dan pemerataan: “apa yang terbaik untuk seseorang, belum tentu terbaik untuk semua orang” (Klein 1994). Rasionalisasi “trickle-down”, yang berasumsi bahwa keuntungan yang diperoleh oleh wanita kelas menengah atas kelahiran di rumah, homeopati dan kelahiran dalam air, lambat laun akan mengubah struktur dan penyediaan asuhan untuk semua, telah terbukti keliru. Pada kenyataannya, kebijakan seperti Changing Childbirth secara tidak langsung dapat mengarah pada meruncingnya hukum asuhan yang terbalik dan meluasnya kesenjangan kesehatan, dengan wanita yang paling membutuhkan dukungan emosional, psikologis, dan praktis dari asuhan kebidanan yang baik, hanya memiliki kemungkinan kecil untuk mengaksesnya.
Kesehatan Masyarakat Baru
Kesehatan masyarakat baru, yang diluncurkan oleh WHO pada tahun 1977 dan diabaikan oleh pemerintah Inggris hingga tahun 1997, memberikan semakin banyak penekanan pada lingkungan sosial-ekonomi, terutama pada dampak kemiskinan an kesenjangan kesehatan. Lebih khusus lagi kesehatan masyarakat baru telah menyadari bahwa bukan kemiskinan semata yang penting bagi hasil kesehatan, tetapi juga kesenjangan, yang kadang kala disebut kemiskinan relatif, prevalensi dan distribusi posisi sosial, ketidakamanan kerja, pengangguran, mobilitas sosial, edukasi, social networking, keretakan keluarga dan stres (Kaufmann 2002). Kesehatan masyarakat baru mengenali bahwa penyebab sakit adalah hal kompleks. Tentu saja, para bidan akan memahami bahwa merokok, obesitas, penyalahgunaaan obat dan perilaku seksual ugal- ugalan berkaitan dengan status kesehatan yang buruk. Namun, apa yang diperlihatkan epidemiologi pada kita bahwa bukan saja perbedaan di antara individu yang dirasa signifikan, tetapi juga perbedaan antar kelompok—ditentukan oleh tingkat penghasilan, deprivasi sosial, status pekerjaan, perolehan pendidikan, dan etnisitas. Dengan demikian, kita dapat menyaksikan bahwa gaya hidup (lifestyle) tidak sehat tidak terdistribusi secara acak di masyarakat; melainkan lebih banyak didapati terpusat pada spektrum sosial-ekonomi tingkat bawah di antara kelompok yang rentan ini (Evans 2002).
Pemilihan Labour Government di Inggris pada tahun 1997 menggembar- gemborkan pergeseran ke arah pemerintahan sayap-kiri yang menyatakan komitmennya untuk meningkatkan standar asuhan, khususnya di antara masyarakat kelas terbawah. Kemudian, pada Mei 1997, Menteri Kesehatan, Tessa Jowell, mengundang mantan Chief Medical Officer Donald Acheson “untuk mengulas dan merangkum kesenjangan dalam status kesehatan di Inggris serta mengidentifikasi area prioritas dalam kebijakan untuk mengurangi keadaan tersebut”. The Acheson Report (Penyelidikan Independen tentang Kesenjangan) diterbitkan setahun kemudian dan memberikan penjelasan sosio-ekonomi yang ada dalam kesenjangan kesehatan, manyoroti makna keragaman penghasilan, pendidikan, pekerjaan dan lingkungan, juga gaya hidup Pengaruh kesehatan masyarakat baru jelas terlihat dalam pengakuan Pemerintah bahwa NHS sendiri tidak mampu memastikan status kesehatan yang baik. Sejak tahun 1997, mereka lebih mengedepankan prakarsa yang menghendaki agar tercipta kesolidan di antara pemerintah, masyarakat dan individu dengan pengenalan akan tanggung jawab masing-masing.
The Acheson Report hanya merupakan salah satu dasar prakarsa yang diluncurkan oleh pemerintah untuk melakukan pendekatan terhadap kesenjangan dan pengucilan sosial melalui program pembaharuan lingkungan sekitar untuk membangun kekuatan dan kekompakan di dalam masyarakat setempat (Coote 2000). Pada bagian selanjutnya, kami mengulas lebih gamblang mengenai prakarsa kebijakan yang telah dilaksanakan sejak 1997 untuk membangun sebuah pendekatan kesehatan masyarakat di Inggris

Pustaka artikel: Asal Mula Kesehatan Masyarakat

Ilmu kesehatan masyarakat untuk mahasiswa kebidanan Oleh Padraig O’Luanaigh & Cindy Carlson

asam urat: rematik yang paling ditakuti

Asam Urat: Rematik Yang Paling Ditakuti

Asam urat telah dikenal sejak abad ke-5 SM, tetapi hingga sekarang belum juga ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkannya, meskipun pada akhir tahun 1814 telah ditemukan kolkisin sebagai dasar pengobatannya. Penderitanya semakin hari juga cenderung semakin bertambah. Umumnya yang sering terserang asam urat adalah kaum laki-laki karena kaum laki-laki memiliki kadar asam urat dalam darah yang memang lebih tinggi dari pada perempuan.
Fakta tersebut semakin menambah kekhawatiran masyarakat, terutama yang tinggal di daerah perkotaan. Pasalnya, masyarakat di wilayah ini banyak yang menjalani pola makan serba mewah, tetapi salah. Misalnya, mengonsumsi makanan berprotein tinggi atau beralkohol, yang tentunya bisa memacu peningkatan kadar asam urat dalam darah yang bisa menjadi penyebab utama penyakit asam urat. Selain pola makan, gaya hidup yang tergesa-gesa demi tuntutan kebutuhan, membuat kesibukan semakin tidak terelakkan. Mereka tidak mempunyai waktu lagi untuk bersantai, apalagi berolahraga, belum lagi stres yang sering melanda. Jika kecenderungan seperti ini terus terjadi, kesehatan tubuh pun akan menurun dan penyakit asam urat akan timbul karena peredaran darah yang melemah dan sirkulasi darah yang tidak lancar.
Kekhawatiran akan semakin menjadi saat penyakit ini menyebabkan cacat tulang yang biasanya berupa tonjolan atau benjolan di daerah telinga, siku, dan punggung kaki. Di samping rasa nyeri yang dapat mengganggu aktivitas, benjolan itu juga bisa menganggu penampilan, yakni menjadi kurang sempuma. Belum lagi dengan munculnya penyakit lain yang juga kerap terjadi, seperti .
a. Penyebab dan Gejala Asam Urat
Penyebab utama penyakit asam urat atau gout adalah meningkatnya kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia. Hiperurisemia ini dibagi menjadi dua, yakni hiperurisemia primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hiperurisemia sekunder yang diketahui penyebabnya, seperti kelainan glikogen dan ginjal. Normalnya, asam urat sebagai hasil samping dari pemecahan sel terdapat dalam darah karena tubuh secara berkesinambungan memecah dan membentuk sel yang baru. Ketika ginjal tidak sanggup mengeluarkannya melalui kandung kemih, kadar asam urat darah pun meningkat. Selain itu, tubuh juga dapat membuat asam urat dalam jumlah sangat tinggi akibat adanya abnormalitas suatu enzim atau serangan suatu penyakit. Sementara itu, jika dirunut dari sisi patofisiologi, penyebab peningkatan asam urat dalam darah bisa dilihat dari produksi asam urat yang berlebihan karena semakin tingginya asupan makanan yang mengandung purin; pembuangan asam urat yang berkurang akibat penurunan proses filtrasi, sekresi, absorbsi, dan reabsorbsi; serta kombinasi antara produksi asam urat yang berlebihan dan pembuangan yang berkurang akibat kurangnya enzim glukose 6 fodfatase dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Gejala dari penyakit ini datang secara tiba-tiba dan tidak terduga. Gejala yang khas adalah nyeri di satu atau lebih sendi yang pada malam hari semakin terasa. Kadang-kadang persendian menjadi bengkak, kulit menjadi merah atau keunguan, dan tampak mengilap. Gejala-gejala ini pada akhirnya bisa mempengaruhi sendi di dasar ibu jari kaki dan kadang-kadang terasa di telapak kaki, pergelangan kaki, lutut, siku, serta pergelangan tangan. Pada persendian bagian tepi, seperti telinga, tulang belakang, panggul, dan juga bahu, biasanya akan terbentuk kristal. Gejala lainnya berupa demam, dingin, dan detak jantung cepat. Serangan pertama biasanya hanya mempengaruhi satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Serangan bisa hilang begitu saja, tetapi bisa juga berkembang jika tidak segera diobati. Gejala asam urat yang berat, yakni berkumpulnya asam urat yang terusmenerus di bagian persendian dan otot. Hal ini bisa menyebabkan perubahan bentuk di bagian tubuh tertentu, seperti di daun telinga, bagian samping mangkuk sendi lutut, bagian punggung lengan, atau tendon belakang pergelangan kaki.
b. Diagnosis dan Komplikasi
Secara klinis, penyakit asam urat dibagi menjadi empat tahap, yakni tahap asimtomatik, akut, interkritikal, dan kronis. Setiap tahap ini memiliki gejala yang kadarnya berbedabeda. Tahap asimtomatik ditandai dengan meningkatnya asam urat tanpa disertai gejala nyeri, tofus, atau batu urat di saluran kemih. Tahap akut ditandai dengan serangan nyeri di persendian yang mendadak dan hebat, disertai rasa panas dan kemerahan yang umumnya terjadi di pangkal ibu jari kaki pada tengah malam dan dini hari. Tahap interkritikal yang ditandai dengan berjalannya aktivitas secara normal tanpa rasa sakit sama sekali, bahkan sebagian penderita tidak mengalami serangan kembali. Disebut memasuki tahap kronis jika ditandai dengan pembentukan tofus, setelah 11 tahun serangan pertama terjadi, akibat gejala yang tidak diobati. Dalam tahap ini, nyeri akan berlangsung lama, terusmenerus, dan akhirnya bengkak, sehingga sendi menjadi kaku dan sakit.
Orang yang merasakan gejala dan serangan pertama, sebaiknya segera didiagnosis melalui pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan cairan sendi, atau melakukan uji radiologis. Hal ini harus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya komplikasi berat. Misalnya, nefropati asam urat yang terjadi akibat peningkatan konsentrasi asam urat dalam urine, baik yang hanya bersifat batu asam urat maupun nefropati asam urat akut. Di samping itu, nefropati urat yang ditandai dengan munculnya kristal urat dalam jaringan interstitial yang dikelilingi sel-sel besar di bagian dalam ginjal. Pada komplikasi ini, biasanya penderita juga mengalami tekanan darah tinggi dan kelainan proteinuria yang disertai dengan penurunan fungsi ginjal. Beberapa orang yang sangat rawan menderita asam urat di antaranya penderita obesitas, peminum alkohol, anggota keluarga pemilik riwayat penderita asam urat, orang yang kurang minum air putih, memiliki gangguan ginjal dan hipertensi, suka makan makanan berpurin tinggi, pengguna obat dalam waktu yang cukup lama, serta penderita diabetes mellitus.
Pustaka: Terapi Jus untuk Rematik & Asam Urat Oleh dr. Prapti Utami & Tim Lentera

penangannan hipertensi pada usia lanjut

Penanganan Hipertensi Pada Usia Lanjut

Berkat kemajuan dalam bidang ekonomi dan kesehatan jumlah penduduk yang melampaui usia 60-65 tahun meningkat pesat. Hal ini akan membawa masalah kesehatan yang selama ini jarang menjadi perhatian kita. Beberapa penyakit seperti pikun (demensia), keropos tulang (osteoporosis), masalah menopause. dan juga hipertensi sering menyerang di usia tua. Hipertensi pada usia lanjut perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Selain elastisitas pembuluh darah penderita yang menurun, kerja jantung umumnya pun sudah mulai terganggu. Hipertensi pada usia lanjut juga selalu membawa pengaruh buruk karena penyakitnya “tidak jinak”.
Pada usia lanjut bila tekanan darahnya, baik sistolik maupun diastolik, meninggi dalam waktu yang tidak terlalu lama maka harus dicurigai adanya pembuluh darah ginjal yang terganggu. Hal ini dikenal sebagai hipertensi renovaskuler aterosklerotik. Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai hipertensi pada usia lanjut menghasilkan hal-hal yang menarik diketahui. Ternyata upaya menurunkan tekanan darah pada usia lanjut memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan golongan usia muda dan menengah.
Hubungan antara tekanan darah yang meninggi dengan penyakit jantung pembuluh darah (kardiovaskuler) lebih nyata terlihat pada penderita yang lanjut usia. Umumnya tekanan darah diastolik meningkat mengikuti pertambahan umur. Akan tetapi, tekanan darah sistolik peningkatannya lebih nyata pada usia lanjut.
Hal hal berikut perlu diperhatikan untuk menangani hipertensi pada penderita yang berusia lanjut. Selain kondisi tubuh yang sudah tidak prima, penderita pun perlu ditangani secara lebih sabar dan telaten.
1) Tekanan darah diukur pada posisi berdiri.
2) Penurunan tekanan darah lebih dari 20 mmHg setelah 1 menit pada posisi tegak. dianggap abnormal.
3) Tekanan darah diturunkan bertahap. Bila tekanan darah sebelumnya lebih tinggi dari 180 mmHg. tekanan diturunkan 20 mmHg lebih rendah. Selanjutnya tekanan diturunkan bertahap sampai sistolik kurang dari 160 mmHg dan diastolik kurang dari 90 mmHg.
Sumber: Ramuan tradisional untuk pengobatan darah tinggi Oleh Hembing Wijayakesuma,Hembing Wijaya Kusuma,Setiawan Dalimartha

penjelasan dan penanganan limbah industri

Penjelasan Dan Penanganan Limbah Industri

Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain itu limbah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga di dalam proses pengolahannya, air harus dibuang. Jenis-jenis industri yang menghasilkan limbah cair antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustik soda, elektor plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewama, daging, dan lain-lain.
Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi mempunyai potensi untuk mencemarkan dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di masa sekarang maupun di masa akan datang, diperlukan Iangkah-langkah pencegahan, penanggulangan, dan pengelolaannya secara efektif. Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari pabrik berwarna keruh dan temperatrnya tinggi.
Air yang mengandung senyawa zat kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri yang dapat diidentifikasi secara visual maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara visual dapat diketahui melalui kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, dan indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara laboratorium (pemeriksaan laboratorium) ditandai dengan terjadinya perubahan sifat kimia air karena air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan.
Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada banyak produksi yang dihasilkan serta jenis produknya. Sebagai gambaran, industri pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 meter kubik setiap ton pulp yang diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut menghasilkan limbah air berkisar antara 79-500 meter kubik perhari, sedangkan industri pengolahan crumb rubber menghasilkan antara 100-1000 meter kubik limbah air per hari.
Sifat-Sifat Limbah Cair Industri
Berdasarkan persenyawaan yang ditemukan dalam air buangan industri, sifat limbah cair tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik fisika, kimia, dan karakteristik biologinya. Pengamatan mengenai karakteristik ini penting untuk menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat di dalamnya. Sifat kimia dan fisika masing-masing parameter dapat menunjukkan akibat yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan.
Berikut karakteristik yang dimiliki limbah cair industri.
1. Karakteristik fisik
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industri, antara lain:
a. Padatan
Berasal dari bahan organik maupun anorganik, baik yang larut, meng-endap maupun yang berbentuk suspensi. Pengendapan di bagian dasar air akan mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada badan dasar penerima, selain menyebabkan tumbuhnya tanaman air tertentu, seperti eceng gondok, juga berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air. Banyaknya padatan menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air limbah.
b. Kekeruhan
Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan cahaya ke dalam air. Kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam air. Sifat ini terjadi karena adanya bahan yang terapung maupun yang terurai seperti bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat, dan benda lain yang melayang maupun terapung. Nilai kekeruhan air dikonversikan ke dalam ukuran SiO, dalam satuan mg/l. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listrik dan makin tinggi pula kepadatannya.
c. Bau
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisrnie yang menguraikan zat organik untuk menghasilkan gas tertentu. Bau juga timbul karena reaksi kimia yang menimbulkan gas. Kuat lemahnya bau yang ditimbulkan bergantung pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan.
d. Temperatur
Temperatur air limbah akan memengaruhi badan penerima apabila terdapat perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga dapat memengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.
Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimia dan biologi pada benda padat dan gas dalam air. Pada suhu yang tinggi terjadi pembusukan dan penambahan tingkatan oksidasi zat organik.
e. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik, yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat pengukuran. Konduktivitas limbah cair dalam mengalirkan arus listrik bergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut di dalam limbah tersebut (senyawa anorganik > konduktor senyavia organik).
f. Warna
Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.
2. Karakteristik kimia
Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkannya. Secara umum sifat air dipengaruhi oleh bahan kimia organik dan anorganik.
a. Bahan kimia organik
• karbohidrat dan protein
• minyak dan lemak
• pestisida,
• fenol,
• zat warna dan surfaktan
b. Bahan kimia anorganik
• klorida
• fosfor
• logam berat dan beracun
• nitrogen
• sulfur
3. Karakteristik biologi
• virus
Pengolahan Berdasarkan Tingkat Perlakuan
Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi beberapa. Namun, tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena pilihan tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis parameter dalam limbah, dapat ditetapkan.jenis peralatan yang dibutuhkan. Berikut beberapa tahapan pengolahan air limbah.
a. Prapengolahan (pretreatment)
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran kurang lebih 30 x 30 cm untuk debit air 100 m persegi/jam sudah cukup baik. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan dapat dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga saringan. Ukuran messnya (besar lubang kawat tikus) dapat dibandingkan dengan kawat kasa penghalang nyamuk. Saringan tersebut diperiksa setiap hari untuk mengambil bahan yang terjaring. Contoh bahan-bahan yang terjaring dapat berupa padatan terapung atau melayang yang ikut bersama air. Bahan lainnya adalah lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.
b. Pengolahan primer (primary treatment)
Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak terjaring pada penyaringan terdahulu. Ada dua metode utama yang dapat dilakukan yaitu pengolahan secara kimia dan fisika.
c. Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan padatan melalui penambahan zat kimia. Reaksi yang terjadi akan menyebabkan berat jenis bahan padatan menjadi lebih besar daripada air. Tidak semua reaksi dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa organik).
d. Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun pengapungan yang ditujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air limbah. Pengapungan dilakukan dengan memasukkan udara ke dalam air dan menciptakan gelembung gas sehingga partikel halus terbawa bersama gelembung ke permukaan air. Sementara itu, pengendapan (tanpa penambahan bahan kimia) dilakukan dengan memanfaatkan kolam berukuran tertentu untuk mengendapkan partikel-partikel dari air yang mengalir di atasnya.
Pustaka: Pengantar Kesehatan Lingkunagan