Selasa, 11 Desember 2012

asal mula kesehatan masyarakat

Asal Mula Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat

Masa pendekatan kesehatan masyarakat yang paling awal dimulai pada abad kesembilan belas dan bertepatan dengan cepatnya pertumbuhan kota industri, sering kali disertai oleh pemukiman yang terlalu padat, sanitasi dan nutrisi yang buruk, serta penyebaran penyakit menular. Pada saat itu, ada pegawai pemerintah di Inggris, Edwin Chadwick, salah seorang yang dikenal pertama kali membuat hubungan antara lingkungan tempat tinggal individu dengan status kesehatan mereka: ia menduduki komite di parlemen yang menelusuri penyebab mortalitas dan morbiditas pada tahun 1830-an, menyusun suatu langkah selama satu dasawarsa dan tindakan nyata untuk meningkatkan sanitasi, menyediakan air bersih, membangun sistem drainase, serta memungkinkan pembuangan kotoran/ limbah yang aman.
Dampak tindakannya sungguh luar biasa; pada tahun 1842, Chadwick memperkirakan bahwa angka harapan hidup anak yang terlahir dari kelompok pekerja di setiap kota provinsi adalah antara 12 dan 15 tahun. Pada tahun 1900, jumlah mortalitas bayi tercatat 156 kasus per 1.000 bayi lahir hidup; dan angka ini telah mengalami penurunan hingga 36 per 1.000 bayi pada tahun 1946 dan saat ini, seperti yang diulas sebelumnya, angka ini menjadi 7 kasus per 1.000 bayi lahir hidup.
Selama abad ke-duapuluh, kesehatan masyarakat meluas melebihi bidang sanitasi masyarakat dan epidemiologi. Bidang kesehatan masyarakat mencakup program pendidikan kesehatan untuk memotivasi individu agar menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Dampak peningkatan kesehatan masyarakat berhubungan langsung dengan peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Tew mendemonstrasikan bagaimana penurunan angka mortalitas dihasilkan dari peningkatan status kebugaran para ibu usia subur, melalui peningkatan diet dan kondisi kehidupan di akhir abad ke sembilan belas:
Mortalitas ibu dan mortalitas di masa perinatal sangat bergantung pada standar nutrisi ibu baik selama masa gestasi dan yang tidak kalah pentingnya, selama kehidupan ibu semenjak is berada dalam kandungan. Proses tersebut bersifat kumulatif dari beberapa generasi.
Kesehatan Masyarakat Hingga Tahun 1997: Dari WHO Hingga Bobble Hats
Pada tahun 1977, World Health Organization (WHO) mengadopsi pendekatan kesehatan masyarakat secara eksplisit dalam kampanye Health For All by the Year 2000 (HFA 2000). Kebijakan ini mencerminkan kesepakatan masyarakat dunia bahwa “target sosial utama pemerintah dan WHO horns berupa pencapaian tingkat kesehatan oleh seluruh orang di dunia pada taint!! 2000, yang akan memungkinkan mereka memperoleh kehidupan produktif, balk secara sosial maupim ekonomis….” HFA 2000 menandai permulaan pendekatan yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun, yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesehatan penduduk, menekankan lebih dari sekadar pelayanan kesehatan. Konsep ini kemudian diatur ke dalam suatu kode pada prinsip WHO yang tetap dipakal oleh para bidan, sebagai daftar pemeriksaan yang terkait, dalam setiap pertemuan dengan klien.
Meskipun sepanjang tahun 1980-an banyak negara industri di barat menerjemahkan konsep Health For All ke dalam kebijakan nyata, the UK’s Conservative Government menolak seluruh analisis yang menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan negara dapat mengatasi atau mengurangi dampak kesenjangan kesehatan. Kebijakan kesehatan ini lebih banyak berfokus pada kebutuhan untuk menghasilkan perubahan perilaku individu, berpusat pada gaya hidup, dan melibatkan pendidikan kesehatan masyarakat serta kampanye informasi masyarakat. Pemerintah tidak hanya menolak untuk mengembangkan strategi Health For All secara nasional, tetapi juga menolak rekomendasi Ilmuwan Terkemuka dari negaranya sendiri yang dituntut akibat ulahnya mengeksplorasi faktor-faktor lebih luas yang memengaruhi masalah kesehatan.
The Black Report (diistilahkan demikian setelah kajian kelompok kerja oleh Kepala Departemen Kesehatan di Inggris) merupakan indikasi mengejutkan tentang adanya jurang pemisah dalam status kesehatan kelompok penduduk terkaya dan termiskin serta faktor sosio-ekonomi yang melatarbelakanginya.
Tidak ada diskusi tentang kesehatan masyarakat yang tidak menghasilkan penilaian berharga, dan jelas bahwa ideologi politis yang didasarkan pada pasar bebas, dan kesenjangan yang tidak terelakkan (dan memang diharapkan?) yang dihasilkannya, tidak akan dengan mudah dipadankan dengan agenda kesehatan masyarakat yang berfokus untuk menghilangkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang menyebabkan banyak kondisi sakit. Pendekatan pemerintah Inggris sepanjang tahun 1980-an dan awal 1990-an paling baik diilustrasikan oleh Menteri Kesehatan Edwina Currie, yang memheri saran kepada lansia yang terancam hipotermi karena tidak mampu memfasilitasi pemanasan dengan mengenakan topi berbahan dasar wool dan tetap berbaring di tempat tidur; sementara Sekretaris Negara Virginia Bottomley merekomendasikan (Jay 1997) pemecahan masalah tingginya laju penyakit jantung, yaitu dengan mengonsumsi lebih sedikit biskuit dan berlari menaiki dan menuruni tangga!
Dalam ilmu kebidanan, konsekuensi iklim politis yang berlaku dibuktikan dengan respons Pemerintah terhadap I-louse of Commons Select Committee Report tentang pelayanan maternitas (the Winterton Report). The Winterton Report tidak hanya mengeksplorasi penyediaan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan bayi baru serta masalah di seputar kualitas pelayanan, hasil dan pengalaman ibu, tetapi juga difokuskan pada konteks sosial dalam lingkup pemberian asuhan maternitas. Laporan ini juga memberikan bukti kuat tentang adanya kesenjangan, balk dalam basil maupun dalam akses bagi wanita yang tidak beruntung maupun wanita yang diasingkan. Selain itu, laporan tersebut membuat rekomendasi tentang keamanan sosial dan sistem keuntungan yang berkaitan dengan wanita hamil, serta melihat ketersediaan dukungan sosial bagi wanita yang rentan pada transisi mereka ke masa menjadi ibu. Namun, respons Pemerintah yang dipublikasikan di tahun 1994 dalam the Cumberledge Report, yang tetap menjadi cetakan biru penting dalam pelayanan maternitas, mangabaikan seluruh pertimbangan tersebut. Changing Childbirth secara eksklusif berfokus pada pengalaman individual wanita dan mantranya tentang “pilihan, kontinuitas, dan kontrol” tidak banyak bermanfaat untuk wanita yang berasal dari kelompok yang paling rentan dan diasingkan.
Sebenarnya penekanan pada kesukaan dan pilihan setiap individu dapat menyimpangkan perspektif yang lebih luas tentang keadilan dan pemerataan: “apa yang terbaik untuk seseorang, belum tentu terbaik untuk semua orang” (Klein 1994). Rasionalisasi “trickle-down”, yang berasumsi bahwa keuntungan yang diperoleh oleh wanita kelas menengah atas kelahiran di rumah, homeopati dan kelahiran dalam air, lambat laun akan mengubah struktur dan penyediaan asuhan untuk semua, telah terbukti keliru. Pada kenyataannya, kebijakan seperti Changing Childbirth secara tidak langsung dapat mengarah pada meruncingnya hukum asuhan yang terbalik dan meluasnya kesenjangan kesehatan, dengan wanita yang paling membutuhkan dukungan emosional, psikologis, dan praktis dari asuhan kebidanan yang baik, hanya memiliki kemungkinan kecil untuk mengaksesnya.
Kesehatan Masyarakat Baru
Kesehatan masyarakat baru, yang diluncurkan oleh WHO pada tahun 1977 dan diabaikan oleh pemerintah Inggris hingga tahun 1997, memberikan semakin banyak penekanan pada lingkungan sosial-ekonomi, terutama pada dampak kemiskinan an kesenjangan kesehatan. Lebih khusus lagi kesehatan masyarakat baru telah menyadari bahwa bukan kemiskinan semata yang penting bagi hasil kesehatan, tetapi juga kesenjangan, yang kadang kala disebut kemiskinan relatif, prevalensi dan distribusi posisi sosial, ketidakamanan kerja, pengangguran, mobilitas sosial, edukasi, social networking, keretakan keluarga dan stres (Kaufmann 2002). Kesehatan masyarakat baru mengenali bahwa penyebab sakit adalah hal kompleks. Tentu saja, para bidan akan memahami bahwa merokok, obesitas, penyalahgunaaan obat dan perilaku seksual ugal- ugalan berkaitan dengan status kesehatan yang buruk. Namun, apa yang diperlihatkan epidemiologi pada kita bahwa bukan saja perbedaan di antara individu yang dirasa signifikan, tetapi juga perbedaan antar kelompok—ditentukan oleh tingkat penghasilan, deprivasi sosial, status pekerjaan, perolehan pendidikan, dan etnisitas. Dengan demikian, kita dapat menyaksikan bahwa gaya hidup (lifestyle) tidak sehat tidak terdistribusi secara acak di masyarakat; melainkan lebih banyak didapati terpusat pada spektrum sosial-ekonomi tingkat bawah di antara kelompok yang rentan ini (Evans 2002).
Pemilihan Labour Government di Inggris pada tahun 1997 menggembar- gemborkan pergeseran ke arah pemerintahan sayap-kiri yang menyatakan komitmennya untuk meningkatkan standar asuhan, khususnya di antara masyarakat kelas terbawah. Kemudian, pada Mei 1997, Menteri Kesehatan, Tessa Jowell, mengundang mantan Chief Medical Officer Donald Acheson “untuk mengulas dan merangkum kesenjangan dalam status kesehatan di Inggris serta mengidentifikasi area prioritas dalam kebijakan untuk mengurangi keadaan tersebut”. The Acheson Report (Penyelidikan Independen tentang Kesenjangan) diterbitkan setahun kemudian dan memberikan penjelasan sosio-ekonomi yang ada dalam kesenjangan kesehatan, manyoroti makna keragaman penghasilan, pendidikan, pekerjaan dan lingkungan, juga gaya hidup Pengaruh kesehatan masyarakat baru jelas terlihat dalam pengakuan Pemerintah bahwa NHS sendiri tidak mampu memastikan status kesehatan yang baik. Sejak tahun 1997, mereka lebih mengedepankan prakarsa yang menghendaki agar tercipta kesolidan di antara pemerintah, masyarakat dan individu dengan pengenalan akan tanggung jawab masing-masing.
The Acheson Report hanya merupakan salah satu dasar prakarsa yang diluncurkan oleh pemerintah untuk melakukan pendekatan terhadap kesenjangan dan pengucilan sosial melalui program pembaharuan lingkungan sekitar untuk membangun kekuatan dan kekompakan di dalam masyarakat setempat (Coote 2000). Pada bagian selanjutnya, kami mengulas lebih gamblang mengenai prakarsa kebijakan yang telah dilaksanakan sejak 1997 untuk membangun sebuah pendekatan kesehatan masyarakat di Inggris

Pustaka artikel: Asal Mula Kesehatan Masyarakat

Ilmu kesehatan masyarakat untuk mahasiswa kebidanan Oleh Padraig O’Luanaigh & Cindy Carlson

Tidak ada komentar:

Posting Komentar