Selasa, 11 Desember 2012

asam urat: rematik yang paling ditakuti

Asam Urat: Rematik Yang Paling Ditakuti

Asam urat telah dikenal sejak abad ke-5 SM, tetapi hingga sekarang belum juga ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkannya, meskipun pada akhir tahun 1814 telah ditemukan kolkisin sebagai dasar pengobatannya. Penderitanya semakin hari juga cenderung semakin bertambah. Umumnya yang sering terserang asam urat adalah kaum laki-laki karena kaum laki-laki memiliki kadar asam urat dalam darah yang memang lebih tinggi dari pada perempuan.
Fakta tersebut semakin menambah kekhawatiran masyarakat, terutama yang tinggal di daerah perkotaan. Pasalnya, masyarakat di wilayah ini banyak yang menjalani pola makan serba mewah, tetapi salah. Misalnya, mengonsumsi makanan berprotein tinggi atau beralkohol, yang tentunya bisa memacu peningkatan kadar asam urat dalam darah yang bisa menjadi penyebab utama penyakit asam urat. Selain pola makan, gaya hidup yang tergesa-gesa demi tuntutan kebutuhan, membuat kesibukan semakin tidak terelakkan. Mereka tidak mempunyai waktu lagi untuk bersantai, apalagi berolahraga, belum lagi stres yang sering melanda. Jika kecenderungan seperti ini terus terjadi, kesehatan tubuh pun akan menurun dan penyakit asam urat akan timbul karena peredaran darah yang melemah dan sirkulasi darah yang tidak lancar.
Kekhawatiran akan semakin menjadi saat penyakit ini menyebabkan cacat tulang yang biasanya berupa tonjolan atau benjolan di daerah telinga, siku, dan punggung kaki. Di samping rasa nyeri yang dapat mengganggu aktivitas, benjolan itu juga bisa menganggu penampilan, yakni menjadi kurang sempuma. Belum lagi dengan munculnya penyakit lain yang juga kerap terjadi, seperti .
a. Penyebab dan Gejala Asam Urat
Penyebab utama penyakit asam urat atau gout adalah meningkatnya kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia. Hiperurisemia ini dibagi menjadi dua, yakni hiperurisemia primer yang tidak diketahui penyebabnya dan hiperurisemia sekunder yang diketahui penyebabnya, seperti kelainan glikogen dan ginjal. Normalnya, asam urat sebagai hasil samping dari pemecahan sel terdapat dalam darah karena tubuh secara berkesinambungan memecah dan membentuk sel yang baru. Ketika ginjal tidak sanggup mengeluarkannya melalui kandung kemih, kadar asam urat darah pun meningkat. Selain itu, tubuh juga dapat membuat asam urat dalam jumlah sangat tinggi akibat adanya abnormalitas suatu enzim atau serangan suatu penyakit. Sementara itu, jika dirunut dari sisi patofisiologi, penyebab peningkatan asam urat dalam darah bisa dilihat dari produksi asam urat yang berlebihan karena semakin tingginya asupan makanan yang mengandung purin; pembuangan asam urat yang berkurang akibat penurunan proses filtrasi, sekresi, absorbsi, dan reabsorbsi; serta kombinasi antara produksi asam urat yang berlebihan dan pembuangan yang berkurang akibat kurangnya enzim glukose 6 fodfatase dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Gejala dari penyakit ini datang secara tiba-tiba dan tidak terduga. Gejala yang khas adalah nyeri di satu atau lebih sendi yang pada malam hari semakin terasa. Kadang-kadang persendian menjadi bengkak, kulit menjadi merah atau keunguan, dan tampak mengilap. Gejala-gejala ini pada akhirnya bisa mempengaruhi sendi di dasar ibu jari kaki dan kadang-kadang terasa di telapak kaki, pergelangan kaki, lutut, siku, serta pergelangan tangan. Pada persendian bagian tepi, seperti telinga, tulang belakang, panggul, dan juga bahu, biasanya akan terbentuk kristal. Gejala lainnya berupa demam, dingin, dan detak jantung cepat. Serangan pertama biasanya hanya mempengaruhi satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Serangan bisa hilang begitu saja, tetapi bisa juga berkembang jika tidak segera diobati. Gejala asam urat yang berat, yakni berkumpulnya asam urat yang terusmenerus di bagian persendian dan otot. Hal ini bisa menyebabkan perubahan bentuk di bagian tubuh tertentu, seperti di daun telinga, bagian samping mangkuk sendi lutut, bagian punggung lengan, atau tendon belakang pergelangan kaki.
b. Diagnosis dan Komplikasi
Secara klinis, penyakit asam urat dibagi menjadi empat tahap, yakni tahap asimtomatik, akut, interkritikal, dan kronis. Setiap tahap ini memiliki gejala yang kadarnya berbedabeda. Tahap asimtomatik ditandai dengan meningkatnya asam urat tanpa disertai gejala nyeri, tofus, atau batu urat di saluran kemih. Tahap akut ditandai dengan serangan nyeri di persendian yang mendadak dan hebat, disertai rasa panas dan kemerahan yang umumnya terjadi di pangkal ibu jari kaki pada tengah malam dan dini hari. Tahap interkritikal yang ditandai dengan berjalannya aktivitas secara normal tanpa rasa sakit sama sekali, bahkan sebagian penderita tidak mengalami serangan kembali. Disebut memasuki tahap kronis jika ditandai dengan pembentukan tofus, setelah 11 tahun serangan pertama terjadi, akibat gejala yang tidak diobati. Dalam tahap ini, nyeri akan berlangsung lama, terusmenerus, dan akhirnya bengkak, sehingga sendi menjadi kaku dan sakit.
Orang yang merasakan gejala dan serangan pertama, sebaiknya segera didiagnosis melalui pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan cairan sendi, atau melakukan uji radiologis. Hal ini harus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya komplikasi berat. Misalnya, nefropati asam urat yang terjadi akibat peningkatan konsentrasi asam urat dalam urine, baik yang hanya bersifat batu asam urat maupun nefropati asam urat akut. Di samping itu, nefropati urat yang ditandai dengan munculnya kristal urat dalam jaringan interstitial yang dikelilingi sel-sel besar di bagian dalam ginjal. Pada komplikasi ini, biasanya penderita juga mengalami tekanan darah tinggi dan kelainan proteinuria yang disertai dengan penurunan fungsi ginjal. Beberapa orang yang sangat rawan menderita asam urat di antaranya penderita obesitas, peminum alkohol, anggota keluarga pemilik riwayat penderita asam urat, orang yang kurang minum air putih, memiliki gangguan ginjal dan hipertensi, suka makan makanan berpurin tinggi, pengguna obat dalam waktu yang cukup lama, serta penderita diabetes mellitus.
Pustaka: Terapi Jus untuk Rematik & Asam Urat Oleh dr. Prapti Utami & Tim Lentera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar